Telah Terungkap Pemilik Potongan Payudara di Surabaya

Diposting pada

Telah Terungkap Pemilik Potongan Payudara di Surabaya – Misteri sebuah dada yang telah di temukan di sebuah rawa wisata Adventure Land Romokalisari, Benowo, Kota Surabaya, Jawa Timur, terkuak.

Di temukan potongan tubuh anggota DPR, perempuan asal Nusa Tenggara Timur (NTT) penderita kanker yang tinggal di Surabaya.

Potongan peti mati tersebut di buang ke sebuah rawa setelah anggota parlemen tersebut di operasi di sebuah rumah sakit di daerah wilayah Tandes.

Pemiliknya teridentifikasi setelah polisi mencari stiker bertuliskan nama anggota parlemen di saku dadanya.

Kapolsek Benowo, Wakil Kompol Nurdianto Eko Wartono mengatakan, pihaknya sendiri sudah meminta akan keterangan kepada MP dan juga keluarganya.

Kepada polisi, agen tersebut mengaku dialah yang melemparkan pectoral tersebut ke rawa. Terkait target tersebut, Nurdianto juga memberikan penjelasan mengatakan pihaknya sendiri masih berupaya melakukan pendalaman. 

Baca Juga : Tips Agara Selalu Terlihat Cantik Ala Putri Pariwisata Indonesia dan Presenter Reinita Arlin

“[Jaringan payudara] itu milik penderita kanker, tapi kami masih menyelidikinya. Kami memiliki nama pemilik bagian tersebut.

Maka oleh sebab itu kami coba cari tahu kalau dia mengidap kanker, ” kata Nurdianto dalam percakapan telepon dengan jejaktekno.com Jatim, Sabtu, 9 Desember 2023. 

Terpisah, Ketua Dokter Indonesia Jawa Timur (IDI) Sutrisno mengatakan, bagian tubuh hasil pemotongan sembarangan tidak boleh di buang sembaranagan begitu saja, apalagi di lembaga publik.

Apabila jenazah di potong, maka akan di perlakukan sebagai mayat. “Tidak ada bahayanya, bagusnya bagian tubuh manusia di kubur seperti mayat.

Klarifikasi pihak rumah sakit

Tapi kalau di kirim ke sebuah laboratorium juga akan lebih baik, karena ada model standar laboratorium yang unik,” kata dr. kata Sutrisno kepada jejaktekno. Jatim pada hari Minggu. , 10 Desember 2023. 

Alasan lainnya, organ yang di potong setelah operasi atau amputasi itu merupakan sebuah limbah medis.

Oleh karena itu, proses pengendaliannya harus melalui sebuah proses vaksinasi, sterilisasi peracunan. Pengolahan ini juga harus di lakukan oleh kelompok yang memang sudah di tunjuk untuk mengolah limbah medis.

Baca Juga : Contoh Wujud Nyata dari Hasil Promosi Penjualan

Namun, kata Sutrisno, dalam beberapa kasus, banyak sekali pasien yang memang memaksa rumah sakit untuk mendonorkan organ transplantasinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *