Akibat Negara China Berpaling ke Energi Hijau Harga Batu Bara Turun

Diposting pada

Akibat Negara China Berpaling ke Energi Hijau Harga Batu Bara Turun – Batu bara merupakan sumber energi yang berasal dari bumi. Banyak sekali di gunakan sebagai bahan bakar eperti untuk pembangkit listrik dan lainnya.

Indonesia sendiri merupakan salah satu penhasil batu bara terbaik yang ada di dunia. Kekayaan batu bara yang melimpah menyebabkan banyak ekspor ke luar negeri salah satunya adalah china.

Harga batu bara kembali turun dan stabil selama empat hari berturut-turut. Menurut Refinitiv, harga kontrak batubara ICE Newcastle bulan Desember di tutup pada US$126,5 per ton, meningkat 2,3% pada perdagangan Senin (13/11/2023).

Pelemahan ini menjadi kabar buruk di awal pekan akibat ketidakmampuan harga batu bara melewati level psikologis 130 dolar per ton.

Konsep ini memungkinkan harga terus turun karena pelaku industri menahan diri ketika harga batu bara naik dan pasokan mencukupi.

Baca Juga : Hati-hati Akan Malware Berbahaya yang Sudah di Download Ratusan Kali di Play Store

Akibat Negara China Berpaling ke Energi Hijau Harga Batu Bara Turun

Turunnya harga batu bara merupakan kebijakan Tiongkok yang menimbun gas alam di bandingkan batu bara dan upaya Tiongkok untuk meningkatkan pangsa energi ramah lingkungan.

Tiongkok, seperti halnya pengguna energi dunia, memposisikan diri sebagai pedagang di pasar energi untuk mendapatkan keuntungan.

Menurut Reuters, Tiongkok menjual gas alam cair (LNG) ke pembeli Asia lainnya karena ingin mendapatkan keuntungan dari fluktuasi harga.

Data bea cukai Tiongkok menunjukkan bahwa Tiongkok meningkatkan pasokan impor LNG sebesar 617.000 ton dalam sembilan bulan pertama tahun ini, di bandingkan dengan 576.000 ton pada tahun 2022, 26.000 ton pada tahun 2021, dan 59.000 ton pada tahun 2020.

Baca Juga : Berita Dunia : Warga Jalur Gaza Berbondong-bondong Mengungsi

Penjualan LNG Tiongkok meningkat karena stok di Asia meningkat setelah krisis ekspor Rusia ke Eropa akibat perang di Ukraina memicu penurunan harga dan pasokan energi global.

Tingginya tingkat LNG di Tiongkok sebagai pengganti batu bara menyebabkan permintaan pasir hitam juga terbatas.

Permasalahan tersebut di sebabkan oleh rendahnya permintaan batu bara sehingga pasokan melebihi permintaan.

Tiongkok terus meningkatkan konsumsi energinya melalui energi ramah lingkungan, yang di perkirakan akan mengurangi permintaan batu bara di masa depan.

Data baru menunjukkan bahwa investasi dalam kontrak energi surya dan angin akan menyumbang 45% terhadap total energi Tiongkok di masa depan.

Angka tersebut meningkat tajam di bandingkan tahun 2022 yang tercatat sebesar 26% dan tahun 2021 yang tercatat sebesar 15%.

Tidak ada catatan mengenai investasi masa depan di bidang ketenagalistrikan. Mengenai India, The Hindu Business Line melaporkan bahwa Kementerian Batubara India mengatakan pada hari Senin bahwa stok pembangkit listrik sudah mulai meningkat, dengan total cadangan India mencapai 73,56 juta ton, termasuk cadangan di tambang, jalan, dan depo.

Baca Juga : News : Bersiap-siap Karena Perkiraan Produksi Beras Akan Terancam di 2024

Ketersediaan batu bara India yang berlimpah juga turut berkontribusi terhadap koreksi harga yang menyebabkan turunnya tingkat impor batu bara.

Pandangan dua konsumen batubara terbesar di dunia mempunyai dampak yang signifikan terhadap perkembangan harga. Pasalnya, kedua negara besar Asia ini mengonsumsi 67% total batubara dunia.

Perubahan yang terjadi tersebut belum terjadi sepenuhnya, karena hanya dalam perkiraan yang akan terjadi dari perkemabnagnnya.

Jika anda suka akan informasi ini ikuti terus jejaktekno.com yang akan kami informasikan perkembangannya lebih lanjut lagi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *